10 September 2009

Otak, Hati, Raga

Lelahnya menjadi orang yang tak pernah tergambarkan. Memilih untuk diam dengan ribuan rangkaian kata paralel yang mengitari seluruh persendian otak. Dengan / bahkan lebih dari Emulsi yang Fase Terdisfersinya adalah zat cari dan Fase Pendisfersinya adalah zat cair lainnya. lebih mengaitkan setiap bait kata untuk menjadi suatu kalimat yang kemudian di rangkai lebih cantik menjadi paragraf. Berkonotasi positif. Semuanya tak pernah menjadi yang tergambarkan. Hanya sebuah politik kasus Interen yang mencambuk perih tak berbekas mengasap putih menjadi awan yang indah menutup kelopak persendian pikiran. Biarkan Biarkan Biarkan....!!! ( Teriak sisi bilik kanan yang merasa dirinya tergenjet menjadi asa yang kosong ). Mau Kamu Apa Kenapa dan Bagaimana ?? ( Teriak sisi bilik kiri yang merasa dirinya menjadi yang dipermalukan ). Apa ini menandakan bahwa mata hati sudah tertutup rapat berkuncikan beton tulang?. Sudahlah ikhlaskan apa yang kini menimpa relung aliran darah yang membawa mu menjadi yang di permasalahkan. Ini hanya proses penetralan sisi bilik. Menjadi semuanya bersih tak bernoda. Menjadi sisi yang menjadikan tubuh ini ringan. Pikiran ini lepas, tanpa memikirkan arah apa darah ini mengalir. Biarkan dia mengalir kemana hendak memberikan distribusi darah. Ini hanya suatu sistem organisasi kerja antara otak, hati, dan raga. Sekali lagi teriakan itu tak akan pernah ada yang memahami dan mendengar hanya 3 rangkaian yang memberikan jawaban pasti.

Tidak ada komentar: