22 April 2010

Marah VS Instropeksi

Sebenarnya aku tidak lagi marah, hanya ingin sebagai bahan instropeksi saya saja.... Kalian pernah dunk ngalami hal yang tak mengenakan atau tak sesuai dengan hati dan pikiran atau mungkin pernah kecewa akan hal hal yang pernah terjadi dalam kehidupan kita, hingga akhirnya kita marah. ngomel ngomel gak jelas, jengkel yang berkepanjangan atau mungkin emosi yang meluap luap sampe orang lain yang gak bersalah menjadi korban emosi kita. hahh.. memang gak enak banget kalau dalam kondisi emosi seperti itu. semuanya merasa serba salah. terkadang emosi yang meluap luap juga ada alasannya, kenapa menjadi seperti hilang kendali, seperti tidak nyaman dan kurang enak di rasakan, mungkin oleh orang sekitar atau mungkin pribadi kita sendiri. jalan satu satunya, cobalah untuk instropeksi diri, merenungkan sebab masalah yang mendasari kenapa amarah kita muncul, hingga mampu merugikan orang lain maupun diri kita, hingga akhirnya kita di kucilkan oleh orang sekeliling kita karna sebagai orang yang mudah tersulut amarah atau mungkin mudah emosi, padahal hanya berucap biasa tidak maksud untuk menyinggung hati kita. instropeksi kadang menjadi jalan yang di tempuh bagi mereka atau mungkin saya sendiri dalam mengambil setiap keputusan, apakah perbuatan yang saya lakukan adalah benar atau sebaliknya, apakah dampaknya akan merugikan orang lain atau tidak. terkadang, jika hanya mengikuti perasaan, maka amarah atau emosi lah yang sering kali berbicara. tetapi jika kita selalu menggunakan hati dan perasaan maka kita mampu untuk memahami setiap permasalahan dan mampu menghadapinya, dengan pikiran yang tenang, di barengi instropeksi diri. amarah mampu membutakan mata hati kita, mampu menutup kesempatan yang ada di depan mata, kemarahan juga merupakan ajang kita untuk menutupi setiap kesalahan pada diri kita sendiri. alangkah tidak nyamannya kalau kita dalam kondisi Marah. maka segeralah kita berintropeksi, merenungkan segala hal yang pernah membuat kita marah, masih adakah kaitannya dengan hati dan pikiran ? atau hanya sebuah sensasi kita untuk merugikan orang lain??

Tidak ada komentar: