06 Juli 2010

Ketegaran Seorang Wanita, Istri dan Ibu

Tidak ada tujuan buruk sekecil apapun dalam postingan saya kali ini, ini hanya untuk sharing dan pembelajaran saya, sebagai seorang wanita, yang nantinya akan menjadi ibu, menjadi istri dan menjadi seorang yang di anggap layak hidup dalam kehidupan sosial, dan insya allah ini semuanya akan membuat saya sebagai wanita yang kuat dan tegar menghadapi setiap musibah. Tidak lantas pergi meninggalkan masalah, justru menyelesaikannya dengan sabar dan kuat, karna setiap cobaan dan musibah adalah proses kita untuk “naik pangkat” di mata allah swt.

Terkadang banyak yang berprasangka, bahwa memiliki suami polisi maka nantinya akan di tinggal pergi oleh suami, dan si suami ini akan menjadi seorang “tukang kawin” alias memiliki istri lebih dari 1. dan memiliki anak yang berceceran di luar sana.

Banyak juga yang berpikiran bahwa jika memiliki suami pramugara maka akan sering di tinggal pergi terbang ke negara satu dan lainnya, dan tidak menutup kemungkinan ia pun akan sama memiliki istri lebih dari satu.

Ini sebuah kisah nyata dari seorang ketegaran wanita, kasih sayang allah yang terus memberikan ujian kepada nya, membuat ia seolah naik pangkat di mata allah swt.

Ibu may, seorang ibu dengan profesi sebagai staf pengajar di smu kota X, dengan 1 orang anak di perkawinan nya yang pertama, dan 2 orang anak di perkawinan nya yang kedua. Cobaan terus menghapirinya, kebanggaanya pada anak pertama, dari perkawinan pertama telah mendapat kan gelar Sarjana. Kini 2 orang anaknya dari perkawinan ke dua, mendapatkan cobaan yang begitu besar.

Saat pagi tiba, seorang wanita muda yang mengaku sebagai istri dari kekasih anaknya yang kedua mendatanginya, dan menuduh anaknya yang kedua berselingkuh, perebut suami orang, hingga kedaan in di dengar oleh banyak orang, dan menjadi pergunjingan masyarakat sekitarnya. Setelah ia mampu menyelesaikan masalah ini, cobaan datang lagi, si bungsu dari pernikahan keduanya di seret oleh aparat kepolisian di karenakan kenakalannya, ia di tuduh melakukan tindakan curanmor, sampai masuk penjara. Ibu may mampu meredam kecewa, tapi ia menyesal karna ia merasa tidak berhasil mendidik anak kandung sendiri, sementara ia mampu mendidik anak orang lain karna profesinya sebagai seorang guru.

Hingga masalah ini selesai, cobaan tak cukup sampai di sini, tiba tiba suaminya mendadak menceraikannya, dengan alasan karna tidak becus mengurus anak, ia merasa sebagai wanita gagal, dan ia pun di tinggal oleh suaminya, ia ikhlaskan semuanya, beberapa hari kemudian, suami nya datang kembali, dan ingin rujuk dengan nya, ia pun menerima kembali suaminya dengan lapang dada, karna demi anak anak nya. proses demi proses cobaan ini berlalu dengan waktu, anak ke duanya, merasa bersalah dan menyadari kesalahnya, dan anak bungsu nya pun kembali ke pangkuannya, dan ini merupakan sosok ketegaran seorang wanita, seorang ibu, seorang istri dan seorang guru.

Betapa kuatnya seorang wanita, istri dan ibu, menghadapi setiap cobaan nya, tidak lantas pergi meninggalkan, justru menghadapinya dengan suka dan duka.

Tidak ada komentar: