12 Oktober 2011

Nonbar Kesenian Tradisional “SINTREN” di Audit Kampus UPS Tegal

Gambar : Auditorium Kampus Universitas Pancasakti Tegal

Senin, 10 Oktober 2011, saya bersama teman teman KKN lainnya, berkumpul bersama untuk melihat aksi pertunjukan Sintren yang merupakan kesenian tradisional sejak jaman majapahit di AUDIT Kampus UPS Tegal.

Di mulai pukul 19.30 WIB dengan tiket masuk GRATIS untuk mahasiswa dan umum, sebelumnya saya dan teman teman lainnya berkumpul terlebih dahulu agar bisa menyaksikan bersama sama kesenian ini.

Gambar : Bersama Teman Teman Kampus

Kesenian Tradisional Sintren merupakan kesenian tari tradisional masyarakat jawa, khususnya di Pekalongan. Kesenian ini terkenal di Pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Barat, antara lain di Pemalang, Pekalongan, Brebes, Banyumas, Kuningan, Cirebon, Indramayu, dan Jatibarang. Kesenian SINTREN dkenal juga dengan nama LAIS. Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian dengan aromas mistis / magis yang bersumber dari cerita cinta kasih SULASIH dengan SULANDONO.

Sejarah dari Pertunjungan Kesenian Sintren berasal dari kisah SULANDONO sebagai Putra KI Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Baureksi, akhirnya R. Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan di antara keduanya masih terus berlangsung melalui Alam Gaib.

Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukan roh Bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula R Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh Ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan di antara Sulasih dan R. Sulandono. Sejak itulah setiap diadakanpertunjukan SINTREN sang Penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan Suci ( Perawan ).

Bentuk Pertunjukan Kesenian Tradisional Sintren diperankan oleh seorang Gadis yang masih Suci, dibantu oleh bawang dengan diiringi gending 6 orang. Dalam perkembangannya Tari Sintren sebagai Hiburan Budaya, kemudian dilengkapi dengan penari pendamping dan Bodor ( Lawak ).

Dalam permainan kesenian rakyat pun Dewi Lanjar berpengaruh antara lain dalam permainan Sintren, Si Pawang ( Dalang ) sering mengundang Roh Dewi Lanjar untuk masuk ke dalam permainan Sintren. Bila Roh Dewi Lanjar berhasil din Undang, maka penari Sintren akan terlihat lebih cantik dan membawakan tarian lebih Lincah dan mempesona, serta terlihat tidak sadarkan diri, menari lemah gemulai dan jika di sentuh dengan barang apapun atau terkena sentuhan dari selain pawang ( Penonton ) si Penari Sintren ini akan Pingsan. (WIKIPEDIA).

Dan pertunjukan Sintren di Audit Kampus UPS ini berjalan sangat rame dan menyasyikan, bersama teman2 Kampus dan Teman2 KKN serta ibu Dosen dan Bapak Rektor UPS pun menyaksikan pertunjukan tarian kesenian Tradisonal Sintren.

1 komentar:

zuLHam mengatakan...

100%Indonesia...

#bangga dengan kekayaan budaya kita