02 Agustus 2009

Panggilan Jiwa Untuk Menjadi seorang Pendidik

Kurang Tepat waktu jam tayangnya, suatu tayangan di televisi menayangkan program yang sangat membuat saya terpukau. membuat saya merasa lebih simpati lebih merasakan betul. seorang anak yang ingin berbakti dan ingin mengabdi pada dunia pendidikan. Sebut saja AbduL ( 24 thn, Betawi ). dia disekolahkan oleh orang tuanya di salah satu universitas swasta di jakarta dan dia pun mengambil jurusan yang menuntut dia untuk dapat mampu mengambar grafik yaitu ARSITEK. Awalnya sang orang tua pun menginginkan sang anak dapat bekerja di kantoran yang luas. yang bertingkat, berdasi, intinya bermerek internasional. Namun mengingat mencari pekerjaan sekarang seperti mencari jarum di rerumputan sangat sulit bahkan kesempatan untuk mencari kerja pun sulit. Akhirnya untuk mengisi waktu luangnya sang anak mencoba mencari SideJob untuk bekerja di sekolah dasar sebagai guru SD di dekat kampungnya. Di situ jiwanya mulai menyelami mulai membaur dengan anak anak SD tersebut. Mampu berinteraksi menyampaikan maksud materi. dengan berbagai cara dan metode di lakukan. agar sang anak didik mampu menerima apa yang di sampaikan. Sampai akhirnya dia sukses dan berhasil. Dengan hasilnya sang anak didik mampu menerima setiap apa yang di ajarkan. "Pak Guru" sebutan pertama dia, di mana anak anak pun memanggilnya dan dia menoleh dengan bahagia. nikmatnya menjadi seorang guru. saat jiwanya mulai terpanggil untuk menjadi seorang guru. Sang ayah belum bisa menerima keputusan sang anak ( abdul ) untuk bekerja di sekolah dasar. Dengan pemikiran sang ayah "Apa bisa seorang guru bisa mencukupi segala kebutuhan. Mengingat gaji guru pun sekarang jangan sedikit apa lagi yang masih tergolong honorer" . Namun dengan semangat dan kerja keras dan pembuktian sang anak ( abduL ) dia yakin bahwa suatu saat ayahnya dapat bangga terhadapnya. Dapat membuktikan bahwa guru pun pekerjaan yang mulia. Satu minggu berlalu. Sebuah surat datang kepadanya, ternyata Doa sang ayah untuk melihat anaknya bekerja di kantor besar di jakarta terkabul. Bahagianya bukan maen sang ayah dan sang anak. cita cita dan harapan ayahnya melihat sang anak dapat bekerja di kantor. Satu bulan bekerja, sang anak merasa pekerjaan nya sangat menyita waktu. dan dia pun merindukan gelak tawa sang anak didik nya dahulu sewaktu dia mengajar di sekolah dasar. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk berhenti bekerja pada perusahaan itu dan kembali mengajar seperti pekerjaan awalnya. Ya. menjadi seorang guru / pendidik. Di mana dia menemukan suatu kepuasan dan kebanggaan sendiri. dan dia pun mampu membuktikan kepada orang tuanya bahwa dia mampu dan bisa sukses menjadi guru meski hanya mengajar di sekolah SD dengan gaji guru yang pas pas an. dan sini lah yang namanya naluri menjadi seorang pendidik. dan panggilan untuk menjadi seorang pendidik datang. dia pun selalu berharap di masa akan datang pendidikan semakin baik dan meningkat menjadi lebih baik lagi. bukan hanya menjadi sebuah kewajiban saja. melainkan tanggung jawab yang besar untuk mensukseskan pendidikan.

Tidak ada komentar: