Ketika rasa males itu belum dilarang, maka saya ingin males, males yang total, males yang profesional.
Ketika rasa males itu belum dilarang, saya ingin males yang sempurna, tertata dengan tidak rapi.
Ketika rasa males itu belum dilarang, saya ingin menempatkan diri saya pada ke "males" an dan ke "aku" an saya, bahwa saya males kuliah, bahwa saya males mengurusi tugas2 kuliah yg tersusun rapi pada buku agenda. Dengan urutan abjad A hingga Z.
Ketika rasa males saya belum dilarang, maka saat itu saya ingin tampil tak sesempurna mungkin. Merdeka dengan jiwa pemberontak saya.
Ketika rasa males itu menjadi raja dalam diri saya, semua nya amburadul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar