Tidak cukup baik untuk mengatakan Malas, benarkah kau mencintaiku seperti ku mencintaimu?, saya cukup bahagia memiliki engkau yang ku cinta, saking bahagianya, sampai lupa mandi, lupa gosok gigi, lupa beres beres rumah ( yang hampir kaya kapal pesiar yang siap perang *pecah ). lupa nengokin ikan peliharaan yang kini sudah mati satu, dan lupa kalau saya masih memiliki allah tuhan ku satu sang penguasa kemurnian abadi.
Saat, bintang di langit masih saling bersautan sinarnya, saat bumi masih berputar pada porosnya, saat waktu masih 1 x 24 jam, saat jiwa jiwa masih terlelap, saat menu sarapan masih itu itu saja, saat udara masih memberikan ruang untuku bernafas bebas, saat segalanya masih membuat mu tak percaya akan kemukjisatan allah. Saat itu ku tak pernah sesekali mengatakan bahwa saya malas.
Okay... The most secure is the word "lazy". Malas apa? Malas makan? Malas mandi? Malas menyapa orang orang? Atau malas apa? atau jangan - jangan kau malas tak ingin melihat aku lagi, dan tak ingin berurusan dengan aku lagi, atau parahnya mungkin sudah malas untuk tak lagi mendengarkan segala celoteh ku lagi. Benarkah kau mencintai ku seperti ku mencintai mu.
Benar kata my sob, seseorang yang 'kadiran' ( Tegal_kasar ) di sayangi, di cintai, di manjakan, maka dengan senang hati ia akan menjajah, mengabaikan, dan tak memperdulikan. Benarkah? Hmmmm tanyakan saja pada galileo galilei.
Dunia tak seindah yang kau kira Bung... masih ada sesuatu yang di tunggu, bukan hanya ber'malas-malas'an saja. Malas hanya untuk orang yang tak pernah memiliki tujuan kehidupan, hanya menunggu datangnya keajaiban.
Abad udah berubah, keinginan seseorang sudah berbeda, tingkat kematangan pikiran seseorang juga berbeda, bukan waktunya lagi untuk mengatakan 'malas'. Hah.......... saya sudah berusaha, mendaki bebatuan di perbukitan, menggapai bintang di langit, seperti halnya ku gapai kau di ujung sana dengan segala ke arifan yang di punya.
God Bless You 'n Me... I Hope.. Amien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar