Di kala kita menemukan seseorang yang kita yakini bahwa kita akan mendapatkan segenggam cinta darinya, maka harapan tiap harapan akan merasuk, dan mengusik pikiran - pikiran ini. Memberikan sebuah tiupan pengharapan ketelinga dan hati kita.
Di kala semuanya sudah ada di genggaman tangan, tepat pada genggaman jemari tanpa tak ada lagi yang terlepas dari sekat jari, maka itu adalah pilihan yang tepat.
Kala saya menemukan cinta saya lagi, memilih untuk mencintai dan terlalu mencintai, maka tunggu saja perjalanan waktunya, cinta itu akan berubah menjadi ketakutan, ketakutan akan sebuah cinta yang bertepuk sebelah tangan, ketakutan untuk tak dapat lagi menemukan mimpi mimpi indah saya lagi, dan ketakutan akan sebuah memory yang tak akan pernah kenal ada habisnya.
Tofik ismail.
Ku temui ia dalam nuansa kemayaan, dalam nuansa siapa sosok ia, dan dalam nuansa ke Akuan aku dan dia, dalam nuansa bahwa kelak berjalannya waktu, 1 tahun lebih aku dan dia akan menemukan jati diri dari sebuah proses percintaan dua insan. Berjalannya waktu itu pun aku telah menemukan bahagiaku sendiri. Menemukan bahwa bukan hanya ada saya lagi, tapi ia dan saya.
Mencintai, apa enaknya mencintai? Di cintai, apa enaknya di cintai? Dan mencintai tanpa di cintai apa enaknya? Sama sama tidak enak ternyata.
Dan saya menemukan kelemahan saya, mencintai tanpa di cintai, mimpi – mimpi yang ku hembuskan setiap ku bangun tidur, tak dapat ku raih, hanya dengan mencintai, tanpa ada nya cinta darinya.
Mimpi mimpi ini terus berkutik, hingga akhirnya telinga dan hati saya tertutup rapat, tanpa ada celah celah kosong untuk memilih tak lagi mencintai.
Mencintai ia adalah suatu kebahagiaan saya, suatu penghargaan bagi saya, suatu moment terindah bisa menemukan ia, hingga detik inipun tiupan nafas nya masih terasa di telingaku, ahhhh … ku tak boleh selemah ini.
Ku yakin kan, bahwa mencintai itu bukan pilihan yang tepat, bukan sebuah jalan dari permasalahan gelora cinta yang kini masih melekat. Di cintai pun bukan pilihan yang tepat untuk menjamin adanya komitment hati yang masih saling keras dengan ke Akuannya.
Dan mencintai tanpa di cintai dengan proses berjalannya masa, dengan komitment 2 hati, ternyata tak cukup untuk menangguhkan dan menguatkan 2 hati ini.
Melepasmu bukan inginku, bukan pula mimpiku, dan bukan pula akhir dari rasa ini, melepasmu adalah pilihan, pilihan yang ku yakini, hati dan pikiran ini lebih rela kau menggenggam hati lainnya. Bermimpi dengan orang yang kau cintai, bukan aku yang mencintai mu tanpa di cintai olehmu.
Ahh.... biarkan memory memory ini terus tertatih sendiri, biarkan aku berlatih kembali bagaimana caranya berdiri kembali, bagaimana caranya berjalan kembali, hingga masa nya habis, dan ku temui kau dengan orang yang kau cintai, bukan yang terlalu mencintaimu. Seperti aku, dengan sisi beratmu yang sudah enggan dengar dengan basa basiku.
Biarkan mimpi - mimpiku terhapus oleh memory memory indah denganmu, biarkan aku berlatih kembali caranya untuk tak terlalu mencintaimu.
Pesanku, ajariku untuk tak terlalu mencintaimu, ajariku untuk membuatmu bisa menemukan siapa yang kau pilih untuk menjadi denyut nadimu, yang menghidupkan hari - harimu, yang membuatmu mencintai seperti aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar