12 Maret 2011

Share Story : Ketakutan Tentang Cinta. Insya Allah Bermanfaat ;)

Pernah mengalami putus cinta???

Gimana rasanya??

Pernah mengalami kecewa??

Gimana rasanya??

Enak???

Pengen lagi????

Oh tentu tidak dong, saat orang yang kita sayangi, kemudian telah jadi bagian hari-hari kita tiba-tiba jadi "orang lain". Perasaan bahwa kita belong to somebody tiba-tiba tergantikan dengan perasaan takut karena harus menghadapi semua sendiri.

Masa – masa putus cinta memang gak enak banget, menyedihkan, bahkan kita bisa saja mengalami Sindrom – Sindrom depresi ringan. Merasakan yang biasanya setiap menit setiap detik, si mantan selalu menelpon, memberikan perhatian, ternyata saat semuanya berakhir seperti tidak ada gairah untuk melanjutkan hidup. Yes, I know. Aktivitas yang biasanya dilakukan dengan semangat dan bergairah tinggi, seakan lesuh dan konsentrasi yang menurun.

Apalagi kalau pacarannya sudah menuju ke jenjang serius. Membicaran tentang masa depan hubungan, dan kemudian semuanya tiba tiba saja harus berakhir karna suatu hal. Memang menyedihkan.

Seperti contohnya dalam kasus ini :

Sebut saja bunga (female, 25 tahun, yogyakarta), dia sudah berpacaran dengan doni (male, 30 tahun jakarta), -/+ 1,5 tahun. Bunga merasa bahwa doni adalah pria yang di carinya selama ini, laki laki yang humoris, perhatian, mencintai dan menyayanginya, seorang tipikel laki laki yang mampu membuatnya bahagia, bangga memiliki cinta, dan mampu membaur dengan keluarganya, mengerti setiap kondisi dan lain sebagainya. Dan mampu menjadikan bunga sebagai wanita yang paling beruntung.

Semua keluarga bunga sudah mendukung, hingga sang ayah pun menyetujui, dari awal tetep kekeuh untuk tidak menghadirkannya di tengah keluarganya, hingga akhirnya bunga mampu meyakinkan dirinya dan seluruh keluarganya untuk mampu menerima doni sebagai pasangan yang dipilihnya, yang mampu membahagiakannya.

Sampai pada suatu waktu, bunga memberanikan diri untuk membicarakan tentang masa depan hubungannya dengan Doni. Namun tidak seperti yang di harapkan. Doni menyatakan bahwa dia belum siap untuk hal yang lebih serius, entah pertunangan atau pernikahan, bahwa Doni pun merasa terbebani dengan adanya kejelasan hubungannya dengan Bunga yang selalu meminta kejelasan hubungan. Dan berbagai hal yang seharusnya bunga tak perlu mendengarkannya. Namun semuanya telah bunga peroleh jawaban dari Doni.

Bunga sakit hati, dan marah akan ucapan Doni, sampai akhirnya bunga pun mengakhiri hubungannya dengan hanya untuk bersilaturahmi saja. Meski bunga yakin, bahwa perasaannya hanya untuk doni, meskipun dia sudah mendapatkan penolakan yang sangat menyakitkan.

Beberapa hari putus, bunga merasakan kesepian, sang ayah yang telah pergi terlebih dahulu, menghadap Allah, dan kekasih hatinya yang pergi, nilai – nilai ujian yang tak ingin bersahabat lagi dengan bunga. Seakan menambah rasa sakit hati bunga lebih tersayat sayat, seperti tergoreskan belati.

Meskipun bukan ingin bunga membina hubungan pernikahan yang begitu cepat, hanya ingin adanya kejelasan hubungan.

Sesekali bunga menyesali keputusannya, selalu menyalahkan dirinya, menganggap bahwa kesalahan 100 % di dirinya, seandainya dia tidak mengungkit – ungkit masalah pertunangan / pernikahan, pasti mereka masih bersama.

Bunga jadi ingin menelpon doni, dan meminta maaf, ingin doni kembali pada dirinya, membina hubungan seperti itu, tapi sesekali bunga juga berfikir, dia takut orang yang di cintainya akan lebih terbebani, bunga selalu merasa bahwa ia hanya menjadi beban doni saja. Hingga akhirnya itupun tak ingin dilakukan nya lagi, dia ingin laki laki yang pernah di mimpikannya itu cukup menjadi impiannya saja.

Kita semua pasti bisa merasakan perasaan bunga, sebenarnya apa sih yang membuat emosi kita menjadi sangat tidak stabil sampai – sampai menumpahkan nya pada satu titik yang sangat berpengaruh pada hidup kita, dan tak mampu mengendalikannya???.

ketakutan yang paling besar pada hidup kita adalah, takut di telantarkan oleh orang yang sangat berpengaruh penting dalam kehidupan dan kebahagiaan kita, dalam hal ini adalah seseorang yang sudah terpatri dan tertanam dalam hati kita. Takut di tinggalkan oleh orang yang memiliki figur signifikan.

Menurut pakar Psikologis :

Saat kita bayi, kita takut dan akan mati jika kita di tinggalkan oleh orang tua kita, kita telah tergantung oleh orang tua kita, dan setelah kita dewasa, ketakutan itu akan beralih pada seseorang yang telah menjadi sangat berpengaruh penting dalam hidup kita, yaitu kekasih / pacar. Ketakutan itu hampir sama saat kita bayi, yaitu takut di tinggal. Dan bisa mati jika seseorang yang berpengaruh penting dalam hal ini kekasih / pacar meninggalkan kita. Paham kan maksudnya ??.

Perasaan takut ini adalah perasaan normal yang harus di hadapi oleh setiap orang. Lalu tips untuk menghadapi ketakutan negatif ini adalah :

pertama, berilah diri kita kesempatan untuk merasakan emosi negatif itu, bertahanlah biarkan emosi negatif itu mampu menyikir sendiri dan pergi dari diri anda tanpa anda harus memerintahkannya untuk pergi. Ingatlah emosi ini sifatnya hanya sementara. Kuncinya adalah menghayati emosi dalam diri kamu dan menyalurkannya menjadi tingkah laku. Memang sulit sekali, aku tahu ini adalah tahapan yang paling sulit dilakukan, rasanya seperti di hantaui oleh pikran negatif sendiri.

Semua emosi yang kita rasakan hanyalah sementara. Hangin there... It will pass.
Saat emosi negatif itu berangsur pergi, segera alihkan pikiran anda pada hal hal yang menghibur, misal nonton televisi, olah raga, jalan – jalan, segerakan alihkan sebelum emosi negatif itu kembali dan bersarang lagi dalam pikiran anda. Dan jangan biarkan diri anda sendiri, menyelami kembali masalah masalah yang sempat menyayat hati. JANGAN!!.

Berbanyaklah teman, seorang sahabat atau orang yang lebih ahli dalam hal hal hati biasanya akan lebih membantu pemulihan luka hati kita, pengalihan yang paling ampuh.

Bagi yang beragama muslim, pasti pernah dong mendengar lagunya Tombo Ati – Ainun Najib. Yang lirik nya isinya seperti ini :

  1. Bacalah al qur'an.

  2. Sholat malam dirikanlah.

  3. Berkumpulah dengan orang sholeh.

  4. Seringlah berpuasa dan yg ke-

  5. Dzikir malam kerjakanlah.

Insya Allah sakit hati dan segala kegelisahn dalam hati serta pikiran negatif lainnya akan hilang, buktikan lah, Insya Allah kita akan menemukan kedamaian di dalam hati kita. Dan Keikhlasan akan selalu menghampiri diri kita.

Jika kita selalu merasa, bahwa kita hanya menghadapai masalah ini sendiri, ingatlah bahwa masih banyak orang yang telah berhasil melewati ini dan kita juga pasti bisa.

Tidak ada komentar: