Assalamualaikum............
Akhir – akhir ini boleh di bilang kehidupan saya itu sedang “NOMADEN” alias berpindah – pindah, itu yang pertama di ucapkan oleh kawan saya, yang tahu bagaimana kehidupan saya pasca di tinggal orang tua, dan kedekatan saya dengan ibu yang masih terasa belum begitu kuat.
Pada dasarnya saya adalah tergolong anak yang tidak “PENAKAN” ( red : java language ) lantaran saya lebih memilih untuk berdiam diri dalam zona yang masih asing bagi saya. Tapi saat semuanya sudah terbiasa bagi saya, maka dengan sendirinya diri saya membaur menjadi apa yang di cirikan oleh saya. Ramai, galak, nyebelin, cerewet dan sebagainya.
Well... back to story,
Akhir – akhir ini memang saya akui, saya membutuhkan tempat untuk curhat ngalor ngidul selain ibu dan kakak – kakak saya, Ibu yang masih belum dirasakan kedekatannya dengan saya, dan kakak – kakak yang sedang giat dengan aktivitas dan keluarganya, maka saya memilih untuk mengalah dan “Mengungsi” kepada sahabat saya. Sudah beberapa kali ini, memang saya sedang Nomaden, bepindah – pindah tempat tinggal. Dari mulai di rumah kakak tertua saya, hingga di rumah sahabat saya.
Tujuannya hanya satu, saya membutuhkan kekuatan yang datangnya bukan hanya dari dalam diri saya saja, melainkan dari luar yaitu mereka mereka yang sudah tahu banyak tentang kepribadian ku sendiri. Bagaimana aku secara aslinya.
Okay ... lanjut yah..
Pernah awal – awal keputusasaan saya, saya hampir “kalap” tidak ingin meneruskan cerita kehidupan ini, dan memilih untuk mengasingkan diri hingga benar benar semuanya surut ke titik awal.
Merasa bahwa saya adalah seseorang yang paling sengsara dan merana, hingga tak memiliki apapun lagi, orang tua yang jauh, hanya sahabat saya yang tahu betul titik awal saya bagaimana.
Satu yang saya lakukan saat merasakan seperti itu adalah Menangis dan menangis hingga di rasakan bebannya terasa ringan, dan siap untuk berdiri tegap menyapa kawan kawan dan keluarga saya kembali.
Dan bersyukurnya, setelah semuanya berlalu begitu saja, dengan bantuan waktu dan kekuatan dari dalam diri saya serta keinginan saya untuk bisa lepas dari beban ini, akhinya semuanya pun belalu dan berlalu, saya bisa kembali tersenyum lagi.
Sesekali saya membandingkan dengan permasalahan yang di hadapi oleh kawan kawan saya, sahabat sahabat saya, ternyata ada yang jauh lebih kacau ketimbang permasalahan saya sendiri yang saya hadapi saat ini.
Ternyata memang ada yang lebih menyedihkan ketimbang permasalahan saya saat ini, contohnya sahabat sahabat saya yang sedang memberi kekuatan kepada saya saat saya mengalami keterpurukan pikiran dan keputusasaaan.
Saya bersyukur masih di berikan kesempatan untuk terus membandingkan bahwa seberat - beratnya permasalahn yang dihadapi kita masih ada yang lebih berat dari yang kita hadapi saat ini.
Sungguh ujian yang luar biasa, Allah terus menguji hambaNya dengan caraNya, tapi Allah tahu, kadar kekuatan yang dimiliki hambaNya, jadi tidak mungkin Allah memberikan ujian melebihi kekuatan hambaNya.
Sehingga aku yakin, Allah sangat mencintai ku, menyayangiku, hingga bagaimana pun cara Allah mengujiku, aku harus selalu melihat kebawah, bahwa masih banyak orang – orang yang di uji dengan permasalahan yang lebih komplek. Insya Allah bisa terus di berikan kekuatan menghadapi setiap ujian dari Nya.
Bukankah “Badai Pasti Cepat Berlalu” ??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar