02 Desember 2011

Emosi itu ????

Suatu waktu, saya melihat di salah satu status teman facebook saya, dia yang lagi marah kala itu, saya mencoba untuk menanyakan kepadanya kenapa marah, barang kali saja dengan dia curhat ada sedikit kelegaan, dan barang kali saja saya bisa membantu memecahkan masalahnya, dan meredamkan amarahnya.

Setelah sedikit pendekatan, teman saya ini bertutur bahwa laporan Akhirnya yang dia selesaikan mati matian selama 1 bulan lalu itu, cukup di hilangkan karna kesalahan dia sendiri, dia lupa membackup file nya dan lenyaplah filenya karena virus sialan. Itu ucapnya. Kecewa, marah, menyesal, panik, bingung dan lain sebagainya berkumpul jadi satu di pikirannya.

Mungkin, kalau saya jadi dia, saya pun bakal bertindak sama dengan dia, marah, kecewa dan lain sebagainya.

Lalu bagaimana dengan anda anda semua? Apa pernah merasakan marah yang menyita pikiran anda? Kepanikan, penyesalan, emosi yang tak kunjung redam? Apakah anda pernah merasakannya? saya yakin anda semua pernah merasakan emosi yang membumbung tinggi. Rasanya ingin di keluarkan begitu saja dengan berbagai hal, entah dengan teriak maupun dengan hal lainnya. Layaknya manusia normal yang pernah merasakan emosi.

Sekarang yang ingin saya tanyakan, emosi itu apa sih?? bagaimana wujudnya? Dan tindakan apa yang harus di lakukan untuk menanggulangi emosi yang tak kunjung redam?. Alasan keingintahuan saya inilah yang mendasari pengambilan Judul pada skripsi saya kali ini, mengetahui tingkat emosional pada masing – masing individu khususnya dalam menumbuhkan semangat belajar siswa.

Beberapa kali saya membaca buku yang sudah menjadi refrensian skripsi saya, dari sumber buku milik Josua Iwan Wahyudi berjudul 'Emoticon For Success' hingga browsing browsing via internet. Dan... akhirnya banyak hal yang saya dapatkan dari gambaran sederhana emosi itu sendiri.

Dasarnya emosi itu ibarat pada saat kita mau PUP, atau mungkin menahan hasrat kita ingin buang air besar ( BAB ). Saat rasa itu ditahan, maka kita pun bakalan mencoba untuk menahannya. Bahkan banyak yang melakukannya dengan cara cara yang menurut mitos dalam meredam emosi, seperti memegang batu kecil untuk menahan BAB atau dengan cara meloncat – loncat, saat merasakan ketegangan maka dengan sendiri nya hasrat BAB itu akan hilang dengan sendirinya.

Tapi kalau rasa itu sudah gak bisa ditahan lagi, maka segeralah kita mencari tempat untuk membuang “hal” itu. Tentunya saat semuanya sudah di buang lega dong pastinya.. heheh :D

Dan samalah seperti emosi, saya setuju kalau emosi itu ada batasnya, tapi manusia tak ada yang sempurna, terkadang meski banyak yang bilang terus bersabar dan bersabar, toh tetap meledak juga, amarah, emosi, kepanikan dan lain sebagainya.

Seperti teman saya ini, jalan satu satunya adalah dengan mengikhlaskan filenya, dan mencoba mencari jalan keluar untuk menenangkan fikirannya yang panik dan marah ini untuk mengembalikan semangatnya menyelesaikan laporan nya.

Well.. bahkan selain mitos mitos tersebut di atas, menurut pakar psikologi, emosi itu dapat di kendalikan dengan cara memegang jemari kita sendiri. Dengan gerakan memegang jari sangat membantu dalam mengendalikan emosi dalam kehidupan kita sehari – hari. Saat kita berada dalam keadaan yang sangat sulit, merasa marah, tegang, takut dan menangis pun, semuanya dapat di kendalikan dengan cara memegang jari, dan itu akan membawa dampak yang positif seperti damai, fokus, dan tenang sehingga kita bisa menghadapi keadaan dan membuat keputusan dengan tenang.

Berikut Praktek Memegang Jarinya :

Peganglah tiap jari, satu-persatu, dengan tangan yang lain selama 2 -5 menit. Anda bisa menggunakan tangan yang mana saja. Tarik napas yang dalam, rasakan perasaan kuat atau perasaan yang mengganggu di dalam diri anda.

Hembuskan napas secara perlahan dan lepaskan. Bayangkan persaan-perasaan itu mengalir keluar dari ujung jari anda dan masuk ke dalam bumi.

Hirup rasa harmonis, kekuatan dan kesembuhan.

Hembuskan napas secara perlahan, lepaskan perasaan dan problem yang sudah berlalu.

Sering kali waktu jari dipegang, anda bisa merasakan rasa berdenyut ketika energi dan perasaan mengalir dan menjadi seimbang. Anda bisa memegang jari orang lain yang sedang marah atau kesal. Gerakan memegang jari ini sangat membantu untuk anak kecil yang menangis atau mengadat, atau bisa juga digunakan untuk orang yang merasa takut, senewen, sakit atau orang yang hampir meninggal.

Jadi intinya, saat kamu sudah tidak dapat menahan emosi jawabannya carilah ‘tempat’ untuk melegakan perasaan itu. Oke? Dan segeralah mencari tindakan untuk mengendalikan emosi itu, karena emosi itu bagaikan hasrat ingin PUP, semakin di tahan maka dapat menyebabkan penyakit.

Tidak ada komentar: