Tidak terasa, Bapak sudah 100 hari meninggalkan kami sekeluarga..
“sedang apa ya bapak di sana..???”
sementara nanti malam ba'da isya akan di lakukan tahlil 100 hari mengenang wafatnya almarhum bapak tercinta di rumah.
Mbak dan kang maz alhamdulilah datang semua, berkumpul tepat di 100 hari nya almarhum bapak. Cepat sekali ku rasakan, ternyata aku menjalani hidup 100 hari ini tanpa Bapak Tanpa mampu melihat kerutan di wajahnya, tanpa ada lagi senyum sinis dari bapak. Tanpa ada lagi perhatian – perhatian kecil yang aku sentak dari bapak. Ya rabb....
Pak, sehari sebelum 100 hari mu, telah ku siapkan buku cover warna biru untukmu pak, inilah janjiku padamu, inilah hutang ku padamu, inilah yang membuat aku selalu menyesali ketiadaanmu sebelum sempat mencium keningmu atas keberhasilan ini.
Dua hari sebelum 100 hari, telah kutulis dengan pasti huruf dan angka di buku biru itu pak, agar engkau tahu bahwa betapa bekerja kerasnya aku untuk buku itu, bahwa betapa ingin aku memenuhi inginmu sebelum kepergianmu.
Tiga hari sebelum 100 hari, ari merasakan kehadiranmu pak, engkau tersenyum tulus lantas mencium kening ku. Memandangi kami putra – putrimu sebelum kepergianmu, engkau menitikan air mata di pipi mu, guratan wajah keriputmu, menandakan bahwa kau telah lelah akan sakitmu.
Dan aku kini hanya menangis dalam hati, karna aku telah merasakan kehadiranmu beberapa hari yang itu.
Pak....ku akui kehilanganmu membuat jiwa ku tersangat goyah, lemah, tak memiliki motivasi apapun, namun tak ada yang tahu akan alasanku selama ini, ku akui kepergianmu membuat ku menyadari bahwa betapa berartinya engkau, namun dunia tak pernah mengerti, juga ku akui segala keberadaanmu selama ini untuk menempah kemandirianku sebagai putri bungsumu yang kau manjakan.
Kini ari, mbak lia dan mas oji hanya punya kenangan tentangmu, dan aku hanya merasa selalu merindukanmu.
Pak.......
Bolehkan aku mendatangi makammu seorang diri????
aku tahu engkau selalu menasehati aku untuk tidak datang kemakam seorang diri, tapi untuk kali ini bolehkan???????????
karna aku ingin memeluk bayangmu di sana, karna aku ingin menatap nisanmu tanpa ada sesiapa yang tahu.
Pak......
kini malamku dan mba lia serta mas oji terasa kosong tanpamu. Tanpa wajah pucatmu, tanpa teriakan pertolonganmu akan sakit yang kau derita, tanpa ada lagi nasi bungkus yang ku bawakan untukmu sebagai hasil kerja kerasku, tanpa ada lagi yang membelikan sesuatu setiap ada penjual makanan lewat depat rumah ku.
Pak....... nanti malam ada tahlil untuk mengenang kepergianmu yang kini sudah 100 hari, terima doa dan salam kami untukmu pak...
Kami rindu.........
Sumber Gambar : Klik
Titip rindu kamu untuk Bapak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar